Non Scolae sed Vitae Discimus

0 komentar

SMA Seminari Santo Paulus Nyarumkop merupakan sekolah milik Yayasan YPMKB (Yayasan Perguruan Masyarakat Kalimantan Barat) dibawah naungan Keuskupan Agung Pontianak. Nilai kedisiplinan dan persaudaraan dari siswa-siswinya sudah tidak diragukan lagi.
SMA Seminari St. Paulus Nyarumkop berdiri pada tahun 1963 dengan tujuan untuk mendidik para calon imam katolik (Pastor). Tetapi pada tahun 2005 SMK yang bersampingan dengan seminari terpaksa di tutup karena kurang diminati oleh siswa laki-laki, sehingga SMA Seminari St. Paulus Nyarumkop yang semulanya tidak menerima siswi putri harus memenuhi permintaan orang tua yang ingin anaknya bersekolah di Nyaru

mkop, khususnya pada tingkat sekolah menengah atas. Sekolah yang sekarang berusia 50 tahun ini memiliki 244 murid yang terdiri dari 137 siswa seminari dan 107 siswa putri dari berbagai daerah di Kalimantan Barat.  
“Non scholae sed vitae discimus” itulah motto dari SMA St.Paulus Nyarumkop yang mempunyai arti “sekolah tidak hanya untuk mencari nilai (angka) melainkan untuk mencari nilai kehidupan”. Maksud dari motto ini adalah bahwa kita sekolah tidak hanya mencari nilai yang bagus-bagus (tinggi), nilai itu percuma bila tidak di imbangi dengan kehidupan yang bagus pula, jadi kedua-duanya harus imbang dan harus ada.
SMA St. Paulus lebih menekankan siswa-siswinya untuk disiplin, militan, solider dan bermasyarakat sehingga lulusan SMA St. Paulus Nyarumkop siap untuk terjun ke dunia masyarakat. Sesuai dengan motto sekolah . “Non Scholae Sed Vitae Discimus”. Motto ini dipakai sejak berdirinya Persekolahan Katolik Nyarumkop pada tahun 1916 (100 tahun pada 2016 nanti) motto ini mempunyai makna yang amat luhur, dimana siswa-siswinya dididik tidak hanya untuk memperoleh nilai yang baik , melainkan dididik untuk hidup dalam masyarakat.
Karena merupakan sekolah dan asrama yang terintegrasi, siswa-siswi SMA Seminari St. Paulus Nyarumkop merupakan siswa-siswi yang mandiri, karena mereka dididik secara mandiri baik di asrama maupun disekolah dimana apa yang mereka pelajari di sekolah diterapkan di asrama, kemandirian itu sangat tampak ketika mereka melakukan kegiatan rutin maupun dalam acara yang diselenggarakan sekolah yang juga hampir seluruh kepanitiaannya dilaksanakan oleh mereka sendiri, seperti HUT-RI, BKSN dan Pesta pelindung Persekolahan “St. Fransiskus Assisi”, dalam kegiatan tersebut, guru hanya terlibat mendampingi awalnya kegiatan dan setelah itu tanpa pendampingan guru siswa-siswinya bisa tertib melaksanakan kegiatan dengan baik.
SMA Seminari St. Paulus Nyarumkop memiliki 3 pilar pendidikan yaitu sanctitas, sanitas, scientia atau berarti berdoa, bekerja dan belajar.  Melalui 3 pilar ini motto sekolah “Non Scholae Sed Vitae Discimus” bisa terwujud. menurut Pastor Barnabas Meriko,OFMCap Rektor seminari sekaligus Kepala SMA pilar-pilar ini saling berkaitan erat, apabila salah satu dari pilar itu tidak terlaksana maka hasil akhirnya akan berbeda dari yang dinginkan. Untuk mendidik kemandirian dan kedisiplinan SMA Seminari St. Paulus Nyarumkop melatih siswa-siswinya untuk bisa memanajemen waktu dengan baik dari begitu padatnya jadwal kegiatan . Kasianus Krisye Firstantha siswa kelas XI IPA yang juga sebagai ketua MPK mengatakan bahwa padatnya jadwal kegiatan membuatnya terlatih dalam membagi waktu, baik dalam belajar, berdoa, bekerja dan urusan pribadi lainnya.
Kini SMA Seminari St. Paulus Nyarumkop patut berbangga karena alumni SMA ini banyak yang telah sukses, sebut saja Adrianus Asia Sidot Bupati Landak, Mgr H. Bumbun,OFMCap Uskup Agung Pontianak dan masih banyak lagi alumni lainya.(PB)

Pernah dipublikasikan di Harian Pontianak Post, 30 Oktober 2013 

0 komentar: